TPN-PB/OPM WILAYAH PANIAI AKAN MENINDAK TEGAS, APABILA MAYAT KUBURAN DIGALI DAN DIPINDAKAN DARI LAPANGAN KAREL GOBAI KE- TAMAN PEMAKAMAN UMUM. - Suara Wiyaimana Papua
Headlines News :

.

.
Home » , » TPN-PB/OPM WILAYAH PANIAI AKAN MENINDAK TEGAS, APABILA MAYAT KUBURAN DIGALI DAN DIPINDAKAN DARI LAPANGAN KAREL GOBAI KE- TAMAN PEMAKAMAN UMUM.

TPN-PB/OPM WILAYAH PANIAI AKAN MENINDAK TEGAS, APABILA MAYAT KUBURAN DIGALI DAN DIPINDAKAN DARI LAPANGAN KAREL GOBAI KE- TAMAN PEMAKAMAN UMUM.

Written By Suara Wiyaimana Papua on Selasa, 06 Januari 2015 | Selasa, Januari 06, 2015

Doc: TPN-PB/OPM 
TPN-PB/OPM WILAYAH PANIAI AKAN MENINDAK TEGAS, APABILA MAYAT KUBURAN DIGALI DAN DIPINDAKAN DARI LAPANGAN KAREL GOBAI KE- TAMAN PEMAKAMAN UMUM.

Paniai, Suara Wiyaimana: Hari ini, tanggal, (05/01/2015), TPN-PB /OPM Wilayah Meepago, kawasan Ekamolala mengeluarkan peringatan, dengan adanya isu akan memindahkan mayat kuburan atas meninggalnya, empat anak sekolah di Lapangan Karel Gobai.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Paniai tidak diperkenankan untuk menggali mayat kuburan dan memindahkan ke taman pemakan Umum, maka kami dari TPN-PB/OPM akan menindak tegas bagi mereka yang berkeinginan untuk digali kuburan mayat yang sudah dikuburkan pada bulan desember lalu.

“Sebelumnya, dikabarkan sekelompok orang yang menamanakan dari Barisan Merah Putih rencananya akan melakukan demo untuk menggali mayat kuburan yang sudah dikuburkan pada bulan desember lalu. Kemudian mayat-mayat tersebut akan dipindakah ke taman pemakan Umum, di Toputo-Enarotali dalam waktu yang dekat ini,” Kabarnya.

Pada awalnya, masyarakat sudah lebih memilih menguburkan keempat jenazah di depan kantor Koramil agar ada pertanggung jawaban dari aparat keamanan Indonesia, karena pelaku penembakan adalah murni dari TNI dan POLRI yang ada di daerah Paniai.
Kami TPN-PB/OPM menolak kepada siapapun harus dihentikan upaya dari kelompok barisan merah putih, yang rencananya akan memindahkan kuburan mayat ke-tempat Umum, taman pemakanman Toputo. Karena TPN-PB/OPM masih menunggu pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang telah melakukan kekerasan terhadap rakyat yang tak berdoa saat peristiwa berlangsung pada bulan desember lalu.

“Dan kabar yang diterima, melalui via selulernya kepada pengelola media ini, TPN-PB/OPM juga sudah diutuskan beberapa anggota TPN-PB/OPM yang dibagian bidang intelijen untuk memantau pihak-pihak yang akan terlibat saat penggalian maupun pemindahan mayat dari lapangan Karel Gobai ke-Taman pemakaman Umum-Toputo,” jelasnya.

Semua komponen dari pihak keluarga korban, pihak pemerintah daerah, toko adat dan mahasiswa akan melakukan demo kabarnya. Namun dipikirkan bagi kita semua hasil penembakan yang dilakukan oleh TNI/POLRI terhadap rakyat sipil, sampai saat ini, belum dituntaskan dengan baik secara Hukum nasional dan Internasional.

Karena menurut, TPN-PB-OPM persoalan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dipaniai belum ada tanggapan juga dari lembaga-lembaga kemanusian yang ada, baik ditingkat nasional maupun Internasional.

“Maka kami dari TPN-PB/OPM meminta kepada siapaun dia, baik kaki tangan kolonial Indonesia ataupun mereka yang disebut penghianat, jangan ikut telibat saat penggalian maupun pemindahan mayat kuburan. Dan persoalan pelanggaran hak asasi mansia itu dihentikan sebelum masuk ke-tingkat Internasional itu tidak boleh memindahkan di tempat lain,” tegasnya.

Kami juga sudah pernah bunuh beberap penghianat atau kaki tangan kolonial indonesia selama ini, sudah berjumlah empat orang. Maka hati-hati kepada siapun dia yang akan mengklaim diri untuk digali kuburan lalu, akan memindahkan ke- taman pemakanan di Toputo.

“Masyarakat sudah menguburkan 4 (empat) anak sekolah yang sudah korban di lapangan Karel Gobai, dan semuanya sudah dimakamkan di depan kantor Koramil, tepat dibawah tiang bendera merah putih. Jadi tidak ada oknum tertentu yang akan menggali kuburan yang sudah dikebumikan pada bulan desember lalu; Jelas TPN-PB.

Orang Papua mati karena persoalan ideologi perjuangan kemerdekaan papua barat. Dan rakyat papua masih mengalami penderitaan, pembantaian dan pembunuhan sadis dari negara sahabat penjajah selama ini juga menjadi perenungan bagi bangsa papua barat.

Namun kaum penjajah mati karena akibat dari fenomena alam tanpa ada efek apapun yang menggangunya. oleh karenanya, jangan melakukan berbagai tindakan secara tidak manusiawi sesama masia didunia ini, karena setiap tindakan dan kekerasan tentu akan ada imbalan berupa fenomena alam maupun kehilangan asset tanpa ada jejak.

Maka dapat katakan bahwa, Indonesia seharusnya mengakui penderitaan dan pembantaian yang dialami dan dirasakan oleh kami rakyat papua, diatas negeri Papua Barat. Karena sesuatu yang terjadi berupa bencana alam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga menjadi kutukan dari pencipta manusia. Jadi dalam kehidupan suatu bangsa yang masih dibawa penjajahan tentu akan ada imbalan sesuai perbuatan, tindakan dan kenafsuhan dari negara itu sendiri. 

Fenomena alam berupa musiba dan hilang kontak asset pemerintah terjadi dimana-mana merupakan kutukan dari Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya, dapat dikatakan  bahwa pergumulan anak negeri dengan tangisan dan ratapan diatas negerinya merupakan proses menujuh penentuan nasib sendiri, dengan kekuatan dari Allah/Aula bagi bangsa papua barat. Dan Sang Revolusioner senantiasa memberikan kekuatan dan kemampuan untuk menentukan nasib sendiri diatas Tanah Air West Papua,.

Markas, Ekamonala (05/01/2015)


Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB/OPM), Wilayah Meepago


Damianus M Yogi.
Komandan Operasi Kawasan Ekamonala, Meepago

Redaksi: SWP-News
Share this article :

0 komentar:

.

.

Pray For West Papua

Pray For West Papua

MELANESIANS IN WEST PAPUA

MELANESIANS IN WEST PAPUA

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

BIARKAN SENDIRI BERKIBAR

GOOGLE FOLLOWER

Traslate By Your Language

WEST PAPUA FREEDOM FIGHTER

WEST PAPUA

WEST PAPUA

VISITORS

Flag Counter
 
Support : WEST PAPUA | WEDAUMA | SUARA WIYAIMANA
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2014. Suara Wiyaimana Papua - All Rights Reserved
Template Design by WIYAIPAI Published by SUARA WIYAIMANA